kata indah itu tercipta dengan ketulusan dan inilah bukti ketulusanku kepada loe gan
Daftar Blog Saya
Minggu, 27 Maret 2011
Kita Semua adalah Tempayan Retak
Seorang tukang air di India memiliki dua tempayan besar, masing-masing
bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan, yang dibawanya menyilang
pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, sedangkan tempayan yang
satunya lagi tidak.
Jika tempayan yang tidak retak itu selalu dapat membawa air penuh
setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya,
tempayan retak itu hanya dapat membawa air setengah penuh. Selama dua
tahun, hal ini terjadi setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa
satu setengah tempayan air ke rumah majikannya.
Tentu saja si tempayan yang tidak retak merasa bangga akan
prestasinya,karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si
tempayan retak yang malang itu merasa malu sekali akan
ketidaksempurnaannya dan merasa sedih sebab ia hanya dapat memberikan
setengah dari porsi yang seharusnya dapat diberikannya.
Setelah dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, tempayan retak
itu berkata kepada si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya
sendiri, dan saya ingin mohon maaf kepadamu."
"Kenapa?" tanya si tukang air. "Kenapa kamu merasa malu?"
"Saya hanya mampu, selama dua tahun ini, membawa setengah porsi air
dari yang seharusnya dapat saya bawa karena adanya retakan pada sisi
saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang jalan menuju
rumah majikan kita.
Karena cacadku itu, saya telah membuatmu rugi," kata tempayan itu. Si
tukang air merasa kasihan pada si tempayan retak, dan dalam belas
kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke rumah majikan besok,
aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di sepanjang jalan."
Benar, ketika mereka naik ke bukit, si tempayan retak memperhatikan
dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah di sepanjang sisi
jalan, dan itu membuatnya sedikit terhibur.
Namun pada akhir perjalanan, ia kembali sedih karena separuh air yang
dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf
pada si tukang air atas kegagalannya.
Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan
adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga
di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu?
Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu dan aku memanfaatkannya.
Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, dan
setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, kamu mengairi
benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-
bunga indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu
sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya
seindah sekarang."
Setiap dari kita memiliki cacad dan kekurangan kita sendiri. Kita
semua adalah tempayan retak. Namun jika kita mau, Tuhan akan
menggunakan kekurangan kita untuk menghias dunianya. Di mata Tuhan
yang bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan
kekuranganmu.
Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun dapat menjadi sarana keindahan
Tuhan. Ketahuilah, di dalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan
kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar